Nadia, pengidap sindrom down, memiliki cita-cita menjadi penari balet. Kegigihan Nadia melibatkan kedua orangtuanya, Bisma dan Mitha. Mitha, mantan penari balet, sempat tertekan dan kecewa setelah tahu janin dalam kandungannya divonis terlahir dengan sindrom down. Padahal, Mitha sangat berharap putrinya bisa menjadi pebalet. Setelah Nadia lahir, bertahun-tahun Mitha memilih sikap penyangkalan. Bisma yang lebih dekat dengan Nadia di tahun-tahun pertama kehidupan gadis kecil itu. Saat berusia sembilan tahun Nadia semakin penasaran dengan balet. Secercah harapan tumbuh di hati Mitha. Dia tergerak untuk lebih dekat dengan Nadia, bahkan mengajari putrinya menari balet.